I La Galigo: Menurut Naskah NBG 188 yang Disusun oleh Arung Pancana Toa (Jilid 1) | Muhammad Salim & Fachruddin Ambo Enre - dengan bantuan Nurhayati Rahman (transkripsi dan terjemahan) | Redaksi: Sitrjo Koolhof - Roger Tol | KITLV - Djambatan | 1995 | 978-428-221-9
Naskah I La Galigo yang ditransliterasi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam terbitan ini merupakan salah satu naskah Bugis yang disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Di dalam sastra Nusantara, baik lisan maupun tertulis, I La Galigo memiliki posisi yang unik. I La Galigo merupakan salah satu karya sastra terbesar di dunia. Menurut RA. Kern, seorang ahli sastra dan bahasa Bugis dan penyusun katalog naskah-naskah I La Galigo, jumlah halamannya kira-kira 6000 (Kern 1954: v). Setiap halaman folio mengandung sekitar 50 baris yang jumlah suku katanya antara 10 dan 15. Berarti bahwa seluruh cerita Galigo itu kurang lebih 300.000 baris panjangnya. Setidak-tidaknya satu setengah kali lebih panjang dari epos India Mahabharata, yang jumlah barisnya antara 160.000 dan 200.000 (Van Nooten 1978: 51). Walaupun begitu unik ternyata setelah tahun 1872, ketika bagian pertama diterbitkan dengan memakai huruf lontaraq (Matthes 1872a:416-457), sampai saat ini belum pernah diterbitkan episode Galigo, apalagi terjemahannya dalam bahasa lain. (Sirtjo Koolhof, "Pendahuluan").[]
Komentar
Posting Komentar