Jejak Arung Palakka di Negeri Buton

katalogsulawesi.blogspot.com
Jejak Arung Palakka di Negeri Buton | Abdul Rahman Hamid | Pustaka Refleksi | 2008

Arung Palakka adalah sosok anak zaman yang kemudian menjadi kontroversial dan kadang sulit dipahami langkah-langkahnya. Di tengah wacana penetapan pahlawan nasional, tokoh ini tereliminasi karena tidak memenuhi kriteria. Salah satu sebabnya, keberpihakannya pada Belanda. Meskipun gemerlap istana yang begitu memukau, namun kesadarannya sebagai seorang Bugis, yang mana pada saat itu kaumnya banyak menderita akibat ekspansi dan praktik politik Makassa, terpanggil untuk menegakkan siri'na. Bersama bangsawan Bugis lainnya, Arung Palakka menuju Negeri Buton. Kehadirannya disambut baik Sultan Buton. Bahkan kedua pihak sempat membuat komitmen janji setia dengan semboyan Bone ri Lau Butung ri Aja.

Untuk menjamin eksistensi politik, baik Bone maupun Buton menjalin kerja sama dengan Belanda, menyusul Ternate. Empat kekuatan ini kemudian tampil dan menantang Makassar dan para sekutunya dalam perang. 

Dalam percaturan politik itu, Arung Palakka memainkan peran yang cukup penting, hingga akhirnya tampil sebagai arsitek utama tata pemerintahan di Sulawesi Selatan pasca Makassar.[]

Komentar