Zakaria J. Ngelow - Martha Kumala Pandonge | Yayasan Ina Seko Makassar | 2008 | 978-979-17976-0-3
Kumpulan tulisan dari beberapa penulis yang berasal dari Seko, daerah di pegunungan Luwu Utara, di hulu Sungai Karama. Baru pada awal abad ke-20 masyarakat Seko mengalami perubahan sosial karena masuknya pendidikan modern, pekabaran Injil, pemerintahan kolonial, dan ekonomi pasar, yang disusul pendudukan militer Jepang dan revolusi kemerdekaan Indonesia. Tetapi paling mendasar bagi sejarah dan identitas masyarakat Seko adalah pendudukan gerombolan pemberontak DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar.
Buku ini memperlihatkan perjalanan masyarakat Seko melalui kesaksian dan pengalaman sejumlah pelaku sejarah. Sejak awal tahun 1950-an, belasan tahun masyarakat Seko menghadapi kenyataan derita penindasan dan kekejaman serta pengungsian dari kekuasaan gerombolan. Masyarakat Seko menolak pemaksaaan berpindah ke agama Islam, dan berbagai kelaliman gerombongan pemberontak itu; maka sambil menyusun kekuatan perlawanan, masyarakat Seko mengungsi ke daerah-daerah tetangga di Kalumpang (Karama, Karataun), sampai Tana Toraja dan ke Lembah Palu.
Dalam bagian kedua buku ini dimuat beberapa tulisan menyangkut kebudayaan Seko, yang juga dimaksudkan sebagai suatu upaya melestarikan warisan masa lalu, yang kini makin terlupakan.[]
Komentar
Posting Komentar