Mengikuti jejak sejarah perkembangan seni tari di daerah kita sejak Kemerdekaan Indonesia, dirasakan adanya dua sikap mental masyarakat yang senantiasa membayangi pertumbuhannya. Yang pertama ialah adanya sikap golongan tradisionil yang fanatik dan yang tetap mempertahankan nilai-nilai masa lampau, sedang yang kedua ialah golongan yang lebih moderat yang dapat memahami nilai-nilai yang sedang berkembanga di sekitarnya.
Keadaan yang demikian tidak saja terjadi di tanah air kita, tetapi juga di hampir semua negara yang berkembang. Bahkan di Amerika Serikat sendiri negara yang selalu mendambakan kemajuan dan kebebasan sampai pada awal abad XX keadaan yang demikian masih sangat terasa. Namun demikian, pada umumnya golongan yang lebih moderat ini juga pada akhirnya mendapat pengaruh yang lebih besar, khususnya dalam pertumbuhan seni tari dan kesenian pada umumnya.
Khusus mengenai kreasi-kreasi kami yang tersusun dalam buku kecil ini seluruhnya bersumber dari pola kehidupan masyarakat di daerah Sulawesi Selatan dengan pengolahan-pengolahan materi klasik yang berasal dari empat daerah utama, yaitu Bugis, Gowa, Toraja, dan Mandar. []
Komentar
Posting Komentar